Skinhead
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Seorang Skinhead dari Inggris dan Vespanya.
Skinhead adalah suatu sub-budaya yang lahir di
London,
Inggris pada akhir tahun
1960-an. Sekarang Skinhead sudah menyebar ke seluruh belahan bumi. Nama
Skinhead merujuk kepada para pengikut budaya ini yang rambutnya dipangkas
botak. Sebelum bermulanya era Skinhead, ada golongan remaja yang dipanggil Mods yang menjadi pemula kepada skinheads.
Meskipun Skinhead banyak diasosiasikan dengan kelompok orang-orang yang rasis dan
Neo-Nazi,
namun Skinhead yang sebenarnya tidaklah Neo-Nazi, karena pada awalnya
Skinhead adalah kaum tertindas dari kelas pekerja (utamanya buruh
pelabuhan) di
London,
Inggris. Skinhead juga bisa merujuk kepada kepada kelompok orang (biasanya remaja) yang merupakan fans musik Oi!/streetpunk dan juga
punk.
Sejarah
Skinhead merupakan subkultur yang bermula di Inggris pada era ‘60-an,
ketika Mods sedang mengharubiru kaum muda Inggris. Mods yang pada
awalnya didominasi kaum muda yang berasal dari kalangan menengah ke atas
kemudian mewabah dan menyentuh setiap kalangan. Tidak terkecuali
kalangan pekerja alias working class. Para pemuda dari kalangan tersebut
meskipun harus bekerja keras tiap hari, sebagian malah sebagai buruh
kasar atau buruh pelabuhan, namun tetap memiliki cita rasa tinggi dalam
memilih life style tertentu. Mereka berusaha mengadaptasi life style
yang berkembang dengan pola hidup, selera serta kemampuan dompet.
Maka pada sekitar tahun 1965, dalam dunia Mods dikenal pula istilah
Smooth Mods (Peacock Mods) yang terdiri dari kalangan menengah stylish
dengan pilihan kostum yang mahal serta Hard Mods (lemonheads, gang mods)
yang terdiri dari kaum pekerja dan merupakan cikal bakal dari
Skinheads.
Hard mods kemudian baru dikenal sebagai kaum Skinheads sekitar tahun
1968. Generasi pelopor Skinheads tersebut biasanya disebut Trads
(Traditional Skinheads) atau Trojan Skinheads, sesuai dengan nama label
Trojan Records.
Pakaian
Kaum Trads ini mudah dikenali dari setelan seperti shirt button-up
Ben Sherman, polo Fred Perry, Bretel/suspender, celana jeans semi ketat,
monkey boots, jaket jeans, jaket Harrington, V neck Sweater dls. Serta
yang terpenting adalah potongan rambut yang pendek, berbeda dengan gaya
rambut mods pada umumnya. Pilihan akan jenis rambut yang pendek ini
lebih disebabkan alasan kepraktisan. Terutama karena sebagian besar
lapangan pekerjaan yang tersedia tidak membolehkan pekerja berambut
gondrong apalagi bergaya acak tidak beraturan. Selain itu, potongan
rambut pendek dianggap sebagai keuntungan sewaktu harus menghadapi
kehidupan jalanan yang keras ketika itu. Ada pula yang berpendapat bahwa
pilihan berambut pendek merupakan counter terhadap life style kaum
hippie yang dianggap mewah dan juga sedang berkembang pada masa
tersebut. Lebih jauh lagi, suatu kisah menceritakan bahwa pilihan
tersebut berasal dari kaum pekerja pelabuhan, seperti di kota Liverpool,
yang memotong pendek rambut mereka untuk menghindari kutu yang banyak
terdapat di sekitar pelabuhan.
Musik
Karena Skinhead sendiri pada dasarnya adalah suatu subkultur bukannya
sebuah genre atau aliran musik, pilihan musiknya pun bisa beragam.
Yang pertama tentunya adalah roots mereka yang berasal dari Mods, para Trads pun pada awalnya sangat terpengaruh musik
R&B ala Inggris seperti
The Who,
The Kinks,
dan lain sebagainya. Namun, mereka juga terinspirasi oleh style ala
Jamaican Rude Boy yang juga populer di Inggris pada zaman itu. Rude Boy
atau Rudy merupakan sebutan untuk para imigran Jamaika yang berkulit
hitam pencinta dansa dan musik asal mereka.
Hasilnya, para Trads pun sangat menggemari musik
Ska,
Reggae,
Rocksteady,
Soul, oi dan lain sebagainya. Sehingga kadang-kadang seorang Skinhead
pun ikut menikmati alunan dari seorang penyanyi soul seperti Aretha
Franklin misalnya.
Rasisme
Mereka mendapat cap rasis pertama kali ketika beberapa Skinhead
terlibat clash beberapa kali dengan imigran Pakistan dan imigran dari
Asia Selatan (mereka menyebutnya Paki-Bashing) di Inggris pada era
’60-an. Tindak kekerasan (yang tidak bisa dibenarkan biar bagaimanapun)
tersebut dipicu oleh masalah pekerjaan. Para Skinhead yang merupakan
kaum pekerja merasa lahan pekerjaan mereka semakin sempit. Mereka
terdesak oleh kedatangan imigran yang bersedia dibayar lebih rendah.
Label rasis kemudian semakin melekat, salah satunya setelah beberapa
Skinhead tergabung dan dihubungkan dalam organisasi white power,
National Front yang terbentuk di awal ’70-an. Militansi dan karakter
Skinhead yang keras khas kaum pekerja sempat membuat mereka dijadikan
alat maupun berbagai kepentingan politik. Termasuk dihubungkan dengan
paham Neo Nazi. Meskipun sejarah maupun kenyataan yang ada bisa
menunjukkan fakta yang berbeda.
Sama dengan nasib Mods leluhurnya, pamor Skinhead sempat meredup di
era ’70-an, setelah sebelumnya mencapai puncak popularitas mereka pada
tahun 1969.
Mereka kemudian bangkit kembali, bersamaan dengan kelahiran musik punk pada sekitar tahun 1977
Lihat pula
Pranala luar